Advertisement

Pesan Ramadan, dari Pidie ke Kuala Lumpur (Bagian 1)


Salah satu nikmat Allah adalah adanya kesukaan untuk melakukan perjalanan dengan istilah rihlah, meminjam bahasanya Ibn Batutah. Lebih tepatnya ada orang yang rindu untuk melakukan perjalanan terutama perjalanan udara. Ada sensasi untuk mengingat betapa nikmat Allah yang luar biasa di atas ketinggian di dalam pesawat. 

Oleh karenanya kali ini, setelah pandemi saya punya kesempatan kembali melakukan perjalanan  singkat kembali ke Kuala Lumpur tujuan Selangor dan negeri Melaka. 

Perjalanan  Ramadhan ini penting bagi saya, karena dengan itulah cara menyegarkan kembali ingatan dan jiwa kita setelah bertungkus lumus menyara hidup yang fana. 

Harus diakui, saya mencintai negeri Melayu itu khususnya pendidikan dan akhlak. Silaturahmi ke Selangor ke kampus UKM, sudah saya rencanakan jauh jauh hari. Ibarat sebuah nostalgia beberapa tahun silam di saat transit menuju Kairo. Begitu juga dengan negeri Melaka, belajar dan membaca alquran bersama murid Madrasah Rabbaniyah dan tetua di kampung Krubong. Di sana saya akan menyampaikan tausiah atau tazkirah. 

Di bandara SIM saya melihat orang dengan  penuh kesabaran menunggu  jadwal penerbangan sore. Lantas kenapa energi menunggu seperti ini tidak kita gunakan untuk beriktikaf di masjid, qiamullail lail di bulan Ramadan? 

Bandara Sim, 8 April 2023.

Posting Komentar

0 Komentar