Advertisement

Catatan Untuk Novel di Langit Pedir

Bulan di langit adalah novel perdana saya. Bagi saya novel ini  sangat spesial sekali,  melalui bulan di langit Pedir saya bisa menceritakan fakta fakta Arab spring dalam sastra, bulan di langit Pedir juga  menceritakan suasana  tempat tinggai saya dari Mesir. Saya  bahagia bisa menyelesaikan novel ini.  Melalui tulisan ini saya ingin menghaturkan terimakasih sebesar besarnya kepada para pembaca novel  Bulan di Langit Pedir. #



Bulan di Langit Pedir menceritakan kisah seorang pelajar Al Azhar yang mengalami berbagai kejadian dalam fase belajar di Azhar dan setelah belajar di Azhar ketika mengabdi  di Aceh. Zaidon, adalah mahasiswa asal Pedir yang baru saja lulus di universitas Al-Azhar Kairo. Sebuah tragedi nahas hampir saja merengut nyawanya ketika hendak mengikuti seminar Internasional. Secara bersamaan, Mesir lagi dirudung konflik politik.



        Pulang ke Aceh Zaidon mendapati sang kekasih Cut Buleun bertingkah aneh. Ia diguna-guna sahabat masa kecil Zaidon yang bernama Amru. Disisi lain Zaidon berusaha merajut kembali hubungan asmara dengan Cut Buleun. Perjuangan Zaidon menghadapi fase demi fase kehidupan terus berlangsung.

Adalah setiap  budaya Aceh yang mendukung kemaslahatan perlu dijaga dengan baik, sampai pun keteraturan dalam memberi mahar. Ada tradisi guna guna yang turut disentil dalam bukan di langit pedir yang membawa dharar kepada masyarakat Aceh. Bulan di Langit juga berbicara tentang hubungan  guru dan murid yang selayaknya dirawat dengan penuh keyakinan.  Dua tahun bulan di Langit Pedir,  novel ini sudah menyebar kemana mana, sudah berada di Padang bersama pemiliknya, di Jakarta , Surabaya sampai juga ke Kairo, Malaysia, kampung Krubong, Malaka. Berada di  Banda Aceh, timur dan barat-selatan Aceh. Novel  ini sudah  pula di bedah pula di beberapa Dayah di Aceh di Aron juga di Al Athiyyah. 

         Melalui mimbar tulisan ini, kami memberi apresiasi dan mendoakan  para pembaca dan peminat bulan di langit Pedir, semoga selalu mendapatkan  manfaat dan keberkahan dalam hidupnya. Dari yang  muda sampai tua, akademisi sampai kawan akrab. Kami belajar banyak dan terus memperbaiki setiap kekurangan untuk karya yang lebih bermanfaat dan bernas kedepannya 

         


Kami berharap bukan di langit Pedir bisa menjadi novel pengobat hati para  alumni Azhar. Melalui Bulan di Langit Pedir kami ingin bertambah cinta kita  kepada Rasululah, akhirnya semoga novel ini bisa mengisi dan menambah ruang literasi di Aceh dan Indonesia khususnya.  Dengan kesederhanaanya,  kami ingin novel ini  menjadi penghubung antara kami bersama masyarakat Aceh dan Indonesia secara umum. Bahwa kita semua bersaudara, dapat  memberi manfaat dan menebarkan kebaikan demi kebaikan. 

 

Posting Komentar

1 Komentar

Diah Kusumastuti mengatakan…
Semoga semakin sukses novelnya, Pak. Dan berlanjut ke karya-karya berikutnya 👍